“Namun, begitu sikap tanpa pandang bulu sanggup diperagakan, ini laksana kemenangan melawan diri sendiri,” ujar pria yang beken disapa dengan akronim ART itu.
Ketiga, katanya, Kejagung meniadakan jual beli jabatan. Menurut ART, memastikan the right person on the right place masih menjadi persoalan serius di sini.
Contohnya apa lagi kalau bukan komposisi kabinet Presiden Prabowo.
“Namun, memastikan bahwa jabatan-jabatan strategis di institusi kejaksaan diisi dengan basis pada merit system, maka itu menjadi pembuktian bahwa penilaian berbasis kinerja tetap bisa diperteguh di organisasi sendiri,” ujarnya.
Terakhir, ART menilai seluruh jaksa dan pejabat struktural Kejagung mendemonstrasikan kebersahajaan hidup.

Mereka tidak punya pilihan lain, karena Jaksa Agung sendiri punya jumlah harta kekayaan yang terbilang kecil dibandingkan periuk harta para pejabat negara lainnya.
Atas dasar itu, ART merasa publik tanah air tidak lagi cuma bisa bernostalgia tentang sosok Baharuddin Lopa yang bikin koruptor ketar-ketir.
“Kejayaan Kejaksaan Agung ternyata bukan romantisme belaka. ST Burhanudin memang tidak sempurna, tetapi saya melihat sosok Lopa seolah bereinkarnasi pada diri ST Burhanuddin,” tutur ART.
Dia pun berharap Jaksa Agung ST Burhanuddin terus menjadi sosok yang menakutkan, dan Kejagung kian mapan sebagai lembaga yang membuat koruptor tunggang-langgang. | JaksaPedia.Com | MSN/JPNN | *** |
mantap